Jangan Mengasihani Diri Sendiri

Oleh Ade Asep Syarifuddin

SEBUAH pepatah mengatakan, kalau kita keras kepada diri sendiri maka kehidupan akan lunak kepada kita, sebaliknya, kalau kita lunak kepada diri sendiri maka kehidupan akan keras kepada kita.

Saya punya seorang teman, di sekolah dia merasa tidak terlalu cerdas, tidak pernah mendapatkan peringkat nilai tinggi di kelasnya. Dirinya merasa bahwa dia bukan anak yang bisa melakukan segala sesuatunya dengan baik. Dan akhirnya dia memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang berat. Dia sangat mengasihani dirinya sendiri dengan terus mengatakan bahwa dirinya lemah, otaknya tidak mampu, atau bisa jadi pernah mengalami kecelakaan berat yang mengganggu fisiknya.

Contoh di atas adalah tipe orang yang terlalu mengasihani dirinya sendiri dengan berpikir bahwa dirinya lemah dan tidak mampu. Ketika terus menerus berpikir tidak mampu, lemah dan yang sejenisnya, maka hal itu betul-betul terjadi. Dan akhir cerita dari orang di atas dipastikan tidak akan mencapai apapun yang diinginkannya. Menganggap diri lemah dan tidak berdaya adalah doa. Hati-hati dengan apa yang kita pikirkan dan kita duga.

Sementara di tempat lain, ada orang yang difable, organ tubuhnya tidak lengkap, pendidikannya rendah, namun memiliki kemampuan yang luar biasa dan berhasil. Mereka sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk mengasihani dirinya sendiri. Boleh tidak sempurna secara fisik, namun milikilah perasaan bahwa yang potensi yang dimilikinya sama saja dengan orang lain yang sempurna. Miliki tujuan yang menantang yang benar-benar ingin dicapai, sehingga kekurangannya tidak menjadikan berhenti untuk berkarya.

Bisa jadi ada di antara Anda yang selama ini belum berhasil untuk mencapai tujuan karena terlalu mengasihani diri sendiri. Sayang kepada diri sendiri tidak salah, namun kalau mengasihani diri sendiri  bisa jadi melapetaka bagi diri sendiri. Mengasihani diri sendiri itu bentuknya tidak mau melakukan sesuatu apapun yang terlalu keras, karena kasihan kepada fisik kita sendiri. Padahal kita masih mampu. Pusing sedikit berhenti beraktifitas, panas sedikit tidak mau melanjutkan pekerjaan, ada persoalan sedikit merasa down dan tidak mau melakukan apapun.

Kalau kepala kita pusing dan fokus kepada sakit kepala, maka sakit itu akan merasa bertambah sakit. Kalau sakit kepala, segera obati saja dan lanjutkan aktifitas. Kalau memang sakitnya butuh istirahat, maka istirahatlah sampai recovery namun kemudian lanjutkan aktifitas yang lain. Namun jangan sampai menghentikan langkah karena ada yang ganjil, padahal kita masih bisa melakukan sesuatu.

Fisik terdiri dari otot-otot. Ketika dilatih maka otot itu akan semakin kuat. Sebaliknya, ketika tidak dilatih, maka otot itu akan menjadi lemah. Seorang petinju akan berlatih sehari tidak kurang dari 6-7 jam kalau ingin memiliki tubuh yang prima secara terus menerus. Bahkan ada di antara mereka yang menganggap neraka di tempat latihan saking kerasnya latihan, namun menganggap surga di ring tinju. Mengapa? Latihan mereka sangat keras, tapi ketika tiba saatnya bertanding, lawannya tidak setangguh yang ia duga.

Setiap orang memiliki potensi yang sama, hanya perlakuan terhadap potensi itu saja lah yang berbeda. Orang-orang yang selalu menghadapi kehidupan sehari-hari dengan persoalan yang berat namun tetap melangkah, akan menjadi orang-orang yang tangguh dan tahan banting. Sementara orang-orang yang memiliki mental lemah, akan cengeng dan mudah patah arang ketika menghadapi tantangan sekecil apapun. Jadilah orang besar yang memiliki ketangguhan mental. Tidak gentar dan tidak pernah menyerah sebelum tujuan tercapai. Semoga. (*)

*) Penulis GM Harian Radar Pekalongan
Share on Google Plus

About Manusia Pembelajar

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

1 komentar :