*Menelusuri Terjalnya Medan Perjalanan ke Objek Wisata Dieng via Bandar, Tiba di Lokasi Wisata Disambut dengan Guyuran Hujan Deras


ASEP
CANDI ARJUNA - Sebagian candi di kompleks Candi Arjuna tidak boleh dinaiki karena kondisinya sudah rapuh.

Setelah mengakhiri jalan yang terus menanjak, kini gilirannya melalui rute sebaliknya, turun. Satu jam sudah melewati perjalanan yang menegangkan yang sebelumnya tidak pernah dilalui. Terlihat tanda lalulintas di sebelah kiri jalan ke kanan Banjarnegara dan ke kiri Dieng. Itu adalah pertigaan menuju rute berikutnya.

A. ASEP SYARIFUDDIN, DIENG

HUJAN deras mengguyur jalur wisata Dieng. Saya tidak tahu harus ke objek wisata yang mana dahulu. Pokoknya kalau melihat papan nama, langsung berbelok. Dan Ketika melihat Candi Arjuna, saya memutuskan untuk menuju ke tempat tersebut. Tidak semudah yang dibayangkan untuk berbelok langsung ke arah kanan. Antrian wisatawan lain dari berbagai kota yang membuat jalur Dieng-Wonsobo macet, harus bersabar menunggu beberapa menit.

Tiba di lokasi Candi Arjuna yang terletak di Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, saya tidak langsung turun membeli tiket. Perut yang belum diisi dari 4 jam yang lalu ditambah guyuran air hujan telah membakar kalori di dalam tubuh yang mengakibatkan rasa lapar. Bekal dari rumah, nasi putih plus ikan patin dan sayur lodeh ludes berpindah tempat hanya dalam waktu 30 menit.

Tengok kiri-tengok kanan, ketemu juga toilet dan penjual mantel. Payung yang dibawa cuma satu, tidak cukup melindungi tubuh 3 orang. Saya membeli tiket masuk, 1 tiket seharga Rp 10.000. Masih terbilang murah untuk ukuran objek wisata yang indah tersebut. Masuklah ke area Candi Arjuna dengan mengenakan mantel plastik sambil berbasah-basahan.

Menurut Wikipedia, Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan. Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat memberikan nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi.

Candi Arjuna berukuran 6 x 6 m dan menghadap ke arah barat. Pada pintu masuk dan relung-relungnya dihiasi kala makara. Atap candi berjenjang dengan menara-menara kecil di setiap sudut. Ditemukannya prasasti berangka tahun 731 Caka (809 M) di dekat Candi Arjuna dapat menjadi petunjuk pembangunan candi sekitar awal abad IX M.

Lingkungan sekitar candi juga kurang mendukung pemeliharaan. Lahannya sudah lama digarap penduduk untuk lahan pertanian tanaman kentang, sayur-mayur, dan bunga-bungaan. Mulai tahun 2010 kompleks Candi Arjuna mulai digunakan untuk pengembangan wisata yang dikemas oleh Dinas Pariwisata Banjarnegara dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Mereka menyelenggarakan acara budaya tahunan yang telah dikenal dengan nama DCF (Dieng Culture Festival).

Para pengunjung yang datang dari berbagai kota sama sekali tidak terpengaruh derasnya hujan. Bisa jadi mereka sudah menghitung resiko tersebut. Tingkah polah pengunjung bermacam-macam. Dari yang hanya berjalan-jalan, berfoto-foto dengan kamera biasa, berfoto selfie sampai berfoto menggunakan kamera SLR seperti foto model. Bahkan derasnya hujan menjadi objek foto yang lebih romantis bahkan eksotis. (bersambung)
Share on Google Plus

About Manusia Pembelajar

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Post a Comment