Mencari Kambing Hitam

















PAGI-pagi sekali seorang manager menengah di sebuah perusahaan marah-marah. Pengiriman barang lewat jasa kurir belum sampai juga ke alamat tujuan. Di menelepon jasa kurir tersebut dan marah-marah lagi, bagian administrasi yang mengirim pun tidak lepas dari semprotannya. Intinya, ia mencari siapa yang melakukan kesalahan.

Setelah diteliti, ternyata alamat yang diberikan kepada bagian adminsitrasi yang mencatat keliru. Otomatis bagian kurir pun tidak bisa mengirim barang tepat waktu karena alamatnya salah. Bahkan barang tadi harus dikirim balik ke si pengirim. Jadi siapa yang salah dalam kasus ini?

Kambing hitam. Demikian orang banyak menyebutkan ketika ada seseorang yang pekerjaannya selalu mencari-cari kesalahan orang lain. Kayanya sebelum menemukan "kambing hitam" tadi dirinya belum puas. Padahal ketika sudah ditemukan pun dia hanya bisa memaki dan memarahi. Dan persoalan sebenarnya dari kasus tersebut sama sekali tidak selesai.

Mengapa orang mencari kambing hitam? Ini pertanyaan yang harus dilontarkan kepada orang yang masih hobby mencari kesalahan orang lain. Dia pikir dengan mencari kambing hitam dari sebuah kasus maka persoalannya akan selesai. Persis seperti seseorang kehilangan makanan karena dimakan tikus, lantas ketika terlihat tikus mengendap-endap langsung dibunuh.

Mencari kambing hitam dari satu persoalan bukanlah solusi. Apalagi yang mencari kambing hitam itu pemimpin. Bahasa militernya, tidak ada anak buah yang salah, ketika ada kesalahan tetap kesalahan pemimpin. Yang paling sederhana atas kesalahan anak buah adalah, pemimpin tidak memberikan pendidikan kepada bawahannya, sehingga anak buah tidak mengerti job description yang benar. Kalau sudah memberikan penjelasan tapi masih salah, itu urusan yang berbeda.

Selamanya mencari kambing hitam itu sama sekali tidak ada manfaatnya. Lebih baik masing-masing introspeksi diri sebenarnya kesalahan diri kita sendiri itu di mana letaknya. Sambil berusaha di masa mendatang tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Kalau pemimpin dan anak buah mengubah cara berpikir ketika melakukan kesalahan maka yang muncul adalah solusi dan bukan sebaliknya, pencarian kambing hitam. Sebab pencarian kambing hitam itu selamanya tidak akan menciptakan kondisi yang harmoni.

Pencarian kambing hitam itu identik dengan marah-marah mencari siapa yang salah. Apakah dengan marah-marah tersebut suasana kerja jauh menjadi lebih baik? Tidak... tidak... malahan sebaliknya. yang muncul adalah ketegangan yang bisa menciptakan ketidaknyamanan. Kalau bekerja sudah tidak nyaman, siapapun akan merasakan aura negatif.

Ketika terjadi kesalahan, setiap orang harus mengambil tanggung jawab 100% atas kesalahan tersebut dan berusaha mencari jalan keluar. Pernahkah Anda melihat di sebuah forum, ketika terjadi kesalahan maka ada satu orang yang mengacungkan tangan bahwa kesalahan tadi adalah tanggung jawabnya? Kayanya jarang sekali bahkan nyaris tidak ada. Masing-masing bersembunyi ketakutan. Khawatir kalau-kalau dirinya yang dianggap salah.

Tapi cobalah suatu saat, ketika forum rapat mengevaluasi kesalahan, acungkanlah tangan Anda bahwa Andalah yang bertanggung jawab atas kesalahan tadi. Bagaimana reaksi forum? Kalau Anda pernah melakukan hal itu sudah pasti akan mengetahui jawabannya, tapi kalau belum pernah bisa-bisa Anda sendiri ketakutan. Takut kalau diserang bertubi-tubi, takut kalau dijatuhkan sanksi dan lebih parah lagi takut kalau dipecat.

Padahal kalau kita benar-benar mengacungkan tangan dan mengatakan bahwa kita yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut, forum dan pimpinan rapat pun akan heran. Bisa jadi temanya berubah bukan lagi mencari siapa yang salah, tapi bagaimana mengantisipasi kesalahan di masa mendatang. Tidak percaya? Coba saja.

Masih sedikit dalam kehidupan ini orang yang memegang tanggung jawab 100% untuk orang lain. Bahkan untuk dirinya sendiri. Mau bukti? Pernahkah kita merasa gagal dalam sebuah acara atau sebuah even? Dan masih mencari siapa yang bertanggung jawab. Atau ketika ada serang siswa kelas 3 SMA yang tidak lulus, masihkah dia mencari-cari kesalahan kepada gurunya, orang tuanya? Penyebab siswa yang lulus adalah dirinya bukan orang lain.

Mulai hari ini kalau melihat ada kambing hitam, langsung saja "sembelih". Jangan sampai dilihat oleh para pemburu kambing hitam. Sehingga ketika ada satu kesalahan tak seorang pun berusaha untuk mencari kambing hitam karena kambing hitamnya sudah musnah. Ambillah tanggung jawab 100% atas segala hal yang terjadi baik terasa enak maupun tidak enak. Belajarlah dari kesalahan dan terus memperbaikinya. Dari situ kita bisa belajar banyak tentang berbagai macam hal. Sukses Selalu. Salam damai dan bahagia. (ade asep syarifuddin)

Ade Asep Syarifuddin adalah GM Harian Radar Pekalongan.
Share on Google Plus

About Manusia Pembelajar

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Post a Comment